Responsive Banner design
Home » , , , , » Briket Arang Batok Kelapa, Solusi Murah Bahan Bakar Alternatif

Briket Arang Batok Kelapa, Solusi Murah Bahan Bakar Alternatif

Briket Arang Batok Kelapa, Solusi Murah Bahan Bakar Alternatif - Briket Tempurung Kelapa adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan baku tempurung kelapa yang sudah di olah menjadi briket dan di harapkan menjadi bahan bakar pengganti sebagai pilihan yang dibutuhkan masyarakat.

Briket Arang Batok Kelapa

Keuntungan Briket Arang Tempurung Kelapa

1. HEMAT & EKONOMIS. Hasil Lab. SUCOFINDO menunjukkan , bahwa Briket Tempurung Kelapa yang berkualitas B ( khusus untuk rumah tangga, rumah makan / restauran , home industri dan lain-lainnya) memiliki kalori 6481/kg dan mudah terbakar, menghasilkan energi panas tinggi dan tahan lama sehingga secara ekonomis menggunakan Briket Tempurung Kelapa akan lebih hemat apabila dibandingkan dengan jenis bahan bakar lainnya.
2. AMAN &RAMAH LINGKUNGAN. Diolah tanpa menggunakan bahan kimia, pada saat digunakan abunya tidak berterbangan dan tidak berasap , tidak meninggalkan noda hitam pada peralatan yang digunakan ( alat-alat dapur dan lain-lainnya) tidak mengeluarkan bau menyengat / aroma tidak sedap yang dapat mengganggu aktifitas kerja kesehatan maupun lingkungan.

KOMBET ( KOMPOR BRIKET)s
1. AMAN DAN PRAKTIS .
– Kombet ( kompor briket) aman dan praktis saat digunakan, tidak menimbulkan resiko ledakan dan mudah perawatan .
2. BEBAS POLUSI DAN EKONOMIS.
– Kombet ( kompor briket) dengan bahan bakar briket tempurung kelapa, sungguh memberikan nilai tersendiri bagi yang memahami pentingnya makna Sehat dan Hemat.

Keunggulan Briket Batok Kelapa
1. Lebih murah dan Ekonomis
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama
3. Tidak beresiko meledak/terbakar seperti Kompor Minyak Tanah atau Kompor Elpiji
4. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak membuat alat2 memasak anda menjadi rusak
5. Sumber Briket Batok Kelapa berlimpah
6. Ramah Lingkungan dan aman Bagi Kesehatan terutama bagi Ibu-Ibu yang sering memasak didapur

PETUNJUK PEMAKAIAN :
1. Buka tutup sarangan kompor
2. Angkat sarangan kompor
3. Ambil pemantik, isi dengan kapas secukupnya dan beri spiritus sampai\ kapas basah dengan rata.
4. Taruh kembali pemantik pada tempatnya.
5. Tempatkan sarangan dan beri briket 10 – 11 biji.
6. Nyalakan pemantik melalui lubang samping.
7. Tunggu hingga briket terbakar sempurna ( ± 15 menit ).
8. Siap untuk digunakan.
Cara mematikan :
1. Ambil briket satu persatu, celupkan pada air sisi per sisi agar tidak pecah.
2. Atau, ambil briket satu persatu, semprot dengan sprayer berisi air.

CARA PEMBUATAN BRIKET
    Kayu adalah sumber bahan bakar Briket Arang Batok Kelapa yang paling banyak dipakai karena mudah didapat dan sederhana penggunaannya. Namun dewasa ini tekanan terhadap hutan sangatlah berat sehingga mengurangi persediaan kayu sebagai bahan bakar. Untuk itu diperlukan alternatif penggantiannya, dan salah satunya adalah pembuatan briket arang. Dalam upaya pemanfaatan limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang. Manfaat Briket Arang Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang maka akan menningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik untuk selanutnya briket arang dijual.Bahan pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian. Cara Pembuatan Briket Arang :
1. Peralatan
- Ayakan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh
- Cetakan briket
- Oven.
2. Bahan
- Serbuk gergaji
- Tempurang kelapa
- Lem kanji

Proses pembuatan media tumbuh jamur adalah sebagai berikut :
Pengarangan Serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual (dibakar).
Pengayakan Pengayakan maksud untuk menghasilkan arang serbuk gergajian dan tempurung kelapa yang lembut dan halus. Arang serbuk gergaji diayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 mesh dan arang tempurung kelapa dengan ukuran 70 mesh.
Pencampuran media Arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan perbandingan arang serbuk gergaji 90 % dan arang tempurung kelapa 10 %. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5 % dari seluruh campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa. Pencetakan Briket Arang Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan briket dan dikempa.

SAMPAH BISA JADI BRIKET Jangan buang atau bakar daun yang berjatuhan! Sampah organik itu ternyata bisa diolah menjadi briket atau bahan bakar padat untuk memasak. dengan demikian, Anda tak perlu keluar uang atau pusing mencari minyak tanah atau gas. Briket dari sampah dedaunan ini merupakan hasil penelitian.

Pembuatan briket batok kelapa

1. Kumpulkan sampah daun di halaman rumah
2. Sampah dibakar bersama campuran lem kanji dan arang batok kelapa.
3. Lamanya pembakaran tergantung dari volume sampah daun.
4. Campuran sampah daun, lem kanji, dan batok kelapa jangan sampai jadi arang.
5. Hasil pembakaran dicetak ke dalam pipa paralon.
6. Cetakan itu dikeringkan 1-2 hari dan hasilnya siap untuk memasak

INOVASI KOMPOR SAMPAH Sampah adalah benda tak berguna. Tapi, tahukah Anda, sampah bisa dijadikan bahan bakar pengganti minyak? Bahan bakar berbentuk briket itu pertama dikembangkan oleh kelompok aktivis lingkungan hidup Nepal. Foundation for Sustainable Technologie (FoST) –nama LSM itu– melirik potensi yang terkandung dalam sampah yang menumpuk dan mengotori jalan dan sungai di Kathmandu dan kota-kota lain di Nepal. Lantas muncullah ide pembuatan briket sampah, meniru briket batu bara yang lebih dulu dikenal masyarakat Nepal. Bedanya, residu dan asap briket batu bara sangat mengotori udara, sedangkan briket sampah relatif lebih bersih. Tak berasap, tak beresidu. Selain itu, cara memproduksi briket sampah itu terbilang mudah. Cara pembuatan briket Sampah-sampah yang digunakan sebagai bahan mentah briket adalah sampah kertas, bambu, serbuk gergaji, ampas tebu, daun, dan sampah organik lainnya. Setelah dipilah, material tersebut dimasukkan ke sebuah tong berisi air yang dipanaskan. Lalu sampah-sampah itu dihancurkan dan diaduk laiknya membuat bubur kertas. Tak ada bahan kimia yang digunakan. Kemudian bubur sampah tadi dicetak. Ada yang berbentuk cakram dengan lubang di tengahnya, ada juga yang berbentuk tablet. Ukuran garis tengahnya 5 cm dengan tebal 5 cm pula. Ada juga yang dicetak dengan genggaman tangan. Saat ini, FoST mengembangkan 10 jenis briket sampah. Cara menggunakan Untuk pembakaran, FoST juga memperkenalkan kompor khusus yang disebut rocket stove (kompor roket) berbentuk tabung dengan garis tengah sekitar 10 cm. Pada bagian bawahnya dipasang kipas angin bertenaga baterai untuk membantu pembakaran. Baterai yang digunakan, dua buah baterai 1,5 volt itu, yang tahan untuk sebulan penuh. Cukup praktis. Apa Indonesia bakal turut menggunakan teknologi tepat guna ini? Saya harap begitu. Kita tunggu saja nanti. Briket Limbah Menghilangkan Sampah Berbicara mengenai sampah dan permasalahannya seakan-akan tidak ada habisnya. Bahkan berbagai argumen dan solusi pemecahan masalah sampah sudah sering kali kita dengar maupun baca dari berbagai media massa. 

Kali ini, penulis tidak akan menyoroti sampah sebagai sumber permasalahan yang menimbulkan polemik di masyarakat, tapi cenderung berasumsi sampah sebagai sumber berkah. Dari sekian banyak berita yang penulis baca, sebagian besar para penulis atau “pakar” sampah menyodorkan berbagai pandangan alternatif pemecahan masalah sampah hanya sebagai sebuah wacana yang belum terealisasi. Meskipun tidak dimungkiri opini-opini tersebut secara keseluruhan bertujuan memberikan kontribusi positif bagi pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan sampah. Tetapi apa yang penulis utarakan dalam tulisan ini kiranya dapat dipandang sebagai tindak konkret dalam penyelesaian masalah sampah. Bagi penulis, sampah bukan objek yang perlu didakwa sebagai sumber masalah, menjijikkan, sumber bencana, bau, polusi atau tetek-bengek lainnya. Alangkah bijaksananya bila kita menyadari, sampah merupakan bagian realita hidup yang harus dihadapi. Hal yang perlu dikembangkan dalam setiap insani anggota masyarakat adalah bagaimana caranya menjadikan sampah sebagai objek yang memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungannya? Komposisi sampah Bila melihat dari segi komposisi kandungan sampah, ternyata sampah memiliki potensi luar biasa. Kandungan materi dan komposisi sampah terdiri dari sejumlah mikroorganisme bermanfaat, bahan organik dan anorganik. Kedua elemen tersebut telah terbukti memberikan manfaat cukup besar bagi peri kehidupan manusia. Sampah anorganik seperti plastik, besi, atau bahan logam lainnya yang notabene sulit terdemineralisasi mikroorganisme tanah, oleh sebagian masyarakat dimanfaatkan sebagai bahan dasar daur ulang menjadi perabotan baru. Sedangkan sampah organik, sudah sejak lama diolah sebagai pupuk kompos yang digunakan dalam bidang hortikultura maupun oleurikultura (budi daya tanaman hias). 

Selain itu, ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan Briket Arang Batok Kelapa sebagai bahan dasar pembuatan biogas melalui proses biokonversi energi, seperti yang telah dilakukan beberapa peternak sapi perah di daerah Pangalengan. Proses pembuatan biogas ini dengan bantuan mikroorganisme bakteri pembusuk Clostridium butyrinum, Bacteroides, atau bakteri perut Escherechia coli, serta bakteri penghasil gas metan yaitu Methanobacter dan Methanobacilus.

sumber

1 komentar:

  1. Kreatif sekali ini ,untuk yang tinggal di daerah pantai memang memakai bahan ini ,saya dengar itu di koran.Saya gak sempat baca semua,tapi siapa sih yang pertama kali menemukan hal ini ?

    BalasHapus