Semalam dapat cerita dari suami yang kemarin jadi panitia pengamanan syaikh di Istiqlal, ada laki-laki yang diinterogasi karena melakukan pelecehan seksual via Facebook. Karena dapat tugas berjaga di dalam, suami tidak menyaksikan langsung, namun diceritakan oleh kawannya yang berjaga di luar sebagai satuan AHH.
Jadi ceritanya ada ikhwan di Facebook, sebut saja namanya A. Ikhwan ini menggoda akhwat via inbox, bahkan akhwat yang sudah bersuami pun diincarnya. Sampai suatu ketika, ada akhwat bersuami yang digoda oleh A ini, namun akhwat tersebut tidak sampai tergoda atau bertindak terlalu jauh. Alhamdulillah.
Akhirnya sang akhwat memberitahu suaminya. Sang suami menegur A, namun tidak diindahkan. Dari cerita yang saya dengar, sang suami beserta beberapa orang membuat akun baru dengan identitas seorang akhwat, yang entah bagaimana ceritanya akhirnya berhasil menjebak A untuk janjian kopdar dengan ikhwan KW tersebut ketika tabligh akbar di Istiqlal kemarin.
Selanjutnya saya menonton video dimana ada beberapa orang sedang mengelilingi seorang laki-laki. Laki-laki itu kelihatan sangat terpojok dengan raut wajah ketakutan, tengah diinterogasi oleh beberapa orang tadi. Sedang satu orang yang tadinya kalem nggak banyak bicara, tiba-tiba menampar wajah laki-laki itu, yang langsung dilerai oleh yang lain. Oh ya, lokasi penamparan ini adalah di luar area masjid, bukan di dalam.
Laki-laki yang sedang diinterogasi itu adalah ikhwan genit yang suka menggoda akhwat di Facebook tadi, sedang yang menampar A tadi adalah suami akhwat yang ia goda via inbox.
Ternyata memang A ini sudah menjadi buronan sejak lama, sudah diincar. Karena memang korbannya banyak, dan beberapa di antara mereka mengaku telah mengirim foto syur kepada A atas permintaan A. Mengenai modus A memperdaya korban-korbannya bisa dilihat di postingan berikutnya, ya.
Dengar ceritanya dan nonton videonya langsung bikin saya merinding, gemas sekaligus geram. Hih. Wajar ajalah kalau suami akhwat tsb sampai tak kuat menahan diri. Itu namanya laki-laki yang punya harga diri.
Akhirnya jiwa kepo saya dibikin kumat sama si A tsb. Search di FB.. Keluarlah profilnya. Sekilas, ia termasuk sosok yang shalih.. Aktif memposting status nasehat, timelinenya bersih, looks like a pious one, lah. Siapa sangka di balik akun agamis seperti ini, pemiliknya adalah seorang laki-laki yang hobi menjerat wanita dengan merayu via inbox.
Saya pun jadi makin kepo.. Saya cek friendlistnya. Ternyata, ia berteman dengan banyak seleb Facebook yang saya kenal betul namanya. Bahkan ikhwan genit tsb memiliki beberapa mutual friends dengan saya. Wow. A lil bit of creepy, isn�t it? upset emotikon
Serem ya? Nggak nyangka akhwat yang sudah bersuami pun bisa tergoda untuk selingkuh dengan cara main belakang via inbox. Nggak bisa ngebayangin gimana marah dan hancur perasaan suaminya ketika akhirnya mengetahui kemaksiatan yang ia lakukan.
Fyi, sexting is a part of cheating. Quoting from Wikipedia,
�Sexting is sending sexually explicit messages, primarily between mobile phones. The term was first popularized in the early 21st century, and is a portmanteau of sex and texting , where the latter is meant in the wide sense of sending a text possibly with images.�
Pertama terpukau karena status-statusnya yang bagus, kemudian melempar jempol dan komentar, dilanjutkan via inbox. Awalnya hanya chat biasa, kemudian dilanjut dengan obrolan yang agak menjurus, berkirim foto diri (masih berpakaian), kemudian berkirim foto diri (tanpa pakaian), diakhiri dengan kopdar alias kopi darat. Selanjutnya, syaithan yang berbicara.
Saya jadi teringat akan status seorang kawan 2 hari lalu, yang kurleb isinya begini.. Bagaimana jika suami antunna ketemuan dengan akhwat yang ia kenal via FB di tempat ta�lim, sedang antunna saat itu posisinya tidak ikut ta�lim?
Dang! It�s sad, but it�s real. When Facebook becomes Fitnahbook frown emotikon
Saya pun dulu pernah mengalami hal serupa. Bedanya, saya tidak tergoda. Mungkin karena saya memang bukan tipe perempuan yang gampang digoda, apalagi oleh lelaki yang tidak saya kenal.
Dulu, sekitar 7 tahun lalu, ada ikhwan di YM yang sering menyapa ketika saya online. Saya sendiri lupa, bagaimana ia bisa ada di contact list saya. Pertama-tama ia sopan menyapa seperti biasa, mengucap salam. Dia cerita juga kalau sudah beristri dan memiliki satu anak. Domisili di Jogja dengan username yang sangat Islami. Saya hanya menanggapinya sesekali saja, karena memang jarang online YM.
Keanehan muncul ketika ia langsung menyapa ketika saya baru online dan menanyakan kenapa kok saya jarang online. Sampai menanyakan, saya sering pakai baju apa ketika di rumah. Karena merasa aneh, sengaja tidak saya jawab. I ignored him.
Kemudian, ia kembali bertanya hal-hal yang menjurus dan tidak pantas. Modusnya adalah mengajak korbannya sexting. Spontan saya merasa jijik. Langsung saya remove dari YM list saat itu juga. Tak lupa saya melapor ke suami bahwa di YM ada ikhwan genit yang sedang mencari mangsa.
So, beware ya ladies..
Baik yang masih single maupun yang sudah bersuami.. Batasi interaksi kalian dengan ikhwan ajnabi di dunia maya. Hijab antara ikhwan dan akhwat tidak hanya berlaku di dunia nyata, tapi di mana saja. I believe, it�s even getting worse on internet.
Jangan tertipu oleh label ustadz dan seleb Facebook. Jangan terpesona oleh postingannya yang sarat ilmu. Jangan tergoda oleh laki-laki atau wanita yang tak punya rasa malu dengan bermudah-mudahan chat dengan lawat jenis di sosial media, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
Jagalah iffah dan izzahmu. Jangan jadi perempuan gampangan yang mudah termakan rayuan gombal laki-laki abal-abal yang jiwanya sakit seperti itu.
Be expensive.
Be respectable.
Be untouchable.
Because the best jewelry a woman can wear is her shyness.
*Note:
1. Nama akun sengaja tidak saya publish karena berbagai pertimbangan.
2. Ada sedikit koreksi terhadap redaksi terdahulu, yaitu istri sang suami yang kemarin hadir saat penangkapan belum sempat bertindak terlalu jauh dengan A apalagi sampai bertukar foto vulgar. Demikian fakta yang saya dapatkan dari ikhwan teman suami ana, juga dari pernyataan seorang ikhwan yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut yang diforward ke inbox saya oleh seorang kawan beberapa saat yang lalu. Kesimpulan saya, ada miskomunikasi antara ikhwan teman suami dengan suami. Karena saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar dari suami, persis, tanpa ada penambahan dan pengurangan.
3. Dalam redaksi sebelumnya, saya menyebutkan bahwa terjadi peristiwa dimana suami akhwat tsb meninju A, karena itulah yang saya tangkap dari video yang saya saksikan (bukan video pengakuan A yang tersebar luas di youtube, yang saat ini sudah dihapus). Ternyata menurut saksi yang ada di sana, yang benar bukan ditinju tapi ditampar. Hal tsb juga sudah saya koreksi dalam postingan di atas. Dan penamparan itu memang terjadi, karena saya lihat sendiri videonya. Lokasinya di luar masjid, berbeda dengan video yang beredar di youtube yang terjadi di pos (dalam area masjid). Sila bandingkan 2 versi tulisan yang berbeda ini dalam opsi view edit history di atas.
Selain 2 poin di atas, insya Allah tidak ada lagi yang perlu diperbaiki saya rasa.
Saya memohon maaf kepada pihak-pihak terkait jika tulisan saya sebelumnya berbeda dengan fakta di lapangan, karena saya hanya mendengar dari satu pihak saja, sehingga ada yang merasa dirugikan dengan cerita yang tidak sesuai dengan faktanya. Insya Allah peristiwa ini menjadi pelajaran bagi saya pribadi, agar lebih cermat menyikapi dan melakukan tabayyun lebih lanjut sebelum menyebarkan sebuah berita yang saya tidak tahu persis faktanya, melainkan hanya mendengar dari orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar