Beberapa hari terakhir, Sekolah Dasar (SD) di Malang digegerkan dengan beredarnya lembaran kerja siswa (LKS) yang menyebut Saras 008 selingkuhan Spiderman dan contoh seorang ibu yang menjadi pelacur. Kalimat tersebut muncul dalam LKS kelas V Tematik 5 pada pembahasan tentang menghargai pahlawan serta tentang macam-macam tanggung jawab.
Tematik 5 itu tajuknya �Menghargai Pahlawan�. Sedang di sampul belakangnya ada bahasan mengenai �Pahlawan Tanpa Tanda Jasa�. Dalam tulisan itu memaparkan soal pahlawan tidak harus berjubah layaknya Superman maupun Batman. Siapa saja bisa jadi pahlawan.
Kemudian di alinea kedua, baris ketiga ada tulisan begini:
Akan tetapi, walaupun tidak mengharapkan imbalan, mereka mempunyai keinginan dan tujuan yang mulia. Sebagai contoh, Saras 008 (superhero wanita Indonesia, selingkuhannya Spiderman) menolong orang dari para penjahat.
Akan tetapi, walaupun tidak mengharapkan imbalan, mereka mempunyai keinginan dan tujuan yang mulia. Sebagai contoh, Saras 008 (superhero wanita Indonesia, selingkuhannya Spiderman) menolong orang dari para penjahat.
Tidak jelas maksud penulis buku itu memberikan contoh tokoh rekaan/fiksi Saras 008 yang pernah ngehits di sebuah TV swasta di Indonesia kemudian dikaitkan dia sebagai selingkuhan Spiderman.
�Aduh. .kok aneh-aneh saja tulisan di LKS. Masak anak kelas 4 SD diberi contoh soal selingkuhan Spiderman saat membahas pahlawan tanpa tanda jasa,� ujar Wulansih, wali murid kelas 4 kepada SURYA.co.id.
Ia menyatakan, memang anaknya belum mendapatkan buku LKS tematik 5. Namun ia mengetahui setelah ada yang memberitahukannya. Sedang Ribut Hariyanto, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, meminta Dinas Pendidikan menarik buku-buku LKS.
�Saya masih belum nembus ini untuk konfirmasi ke Dindik mengenai hal tersebut,� kata Ribut.
Tujuan penarikan semua LKS agar bisa dicek ulang mengenai isinya. Tak hanya yang LKS kelas 5 juga yang lainnya. Siapa tahu ditemukan keanehan lainnya.
�Apa ya tidak diedit dulu?� gerutunya.
Menurutnya, dewan tidak dilibatkan dalam pembuatan LKS yang dikerjakan oleh Tim KKG (Kelompok Kerja Guru) di bawah bimbingan pengawas.
Apakah dewan perlu dilibatkan? �Tidak. Setidaknya perlu tahu prosesnya,� ungkap dia.
Dalam buku LKS itu juga tidak ada informasi lokasi percetakannya. Hanya ada nama tim penyusun buku dan editornya. Bukankah jika ditarik kemudian direvisi menambah biaya lagi? Apalagi kesalahan mungkin hanya di satu kata seperti di LKS tematik 4 kelas 5 dan tematik 5 untuk kelas 4.
�MoU-nya bagaimana dengan percetakan jika ada kesalahan seperti itu? Kita tidak tahu karena tidak dilibatkan,� katanya.
0 komentar:
Posting Komentar